Beberapa Fakta Tentang Anak Kos

Menjadi anak kos memang ada suka dan dukanya tersendiri. Jauh dari orang tua dan saudara harus menjadikannya sosok yang mandiri. Berikut ini adalah Beberapa Fakta Tentang Anak Kos :

Beberapa Fakta Tentang Anak Kos

Beberapa Fakta Tentang Anak Kos


Beberapa Fakta Tentang Anak Kos

1. Rindu rumah (homesick)


Penyakit pertama yang dialami seseorang ketika baru pertama kos adalah selalu teringat rumah. Terbayang suasana rumah, nyamannya kamar, bantal dan guling yang selalu menemani. Sering pula anak kos didera rindu akan masakan ibunya. Masakan ibu adalah masakan yang khas karena dibuat dengan setulus hati dengan cinta dan kasih sayang. Hidangan apapun yang tersaji di meja makan pasti terasa lezat dan selalu membuat ketagihan. Selain masakan ibu dan suasana rumah, hal lain yang dirindukan oleh anak kos adalah canda tawa dengan saudara. Keisengan dan kejahilan dari saudara kandung sering kali membuat anak kos sedih. Sedih karena terpisah jauh. Yang bisa dilakukan anak kos hanyalah menghubungi lewat telepon dan menunggu sampai waktu libur tiba untuk bisa kembali menikmati saat-saat berkumpul bersama keluarga.

2. Semua hal dikerjakan sendiri (mandiri)


Bagi anak kos, pekerjaan sehari-hari seperti mencuci baju, menyetrika atau memasak harus dikerjakan sendiri. Kegiatan-kegiatan tersebut sudah menjadi rutinitas bagi anak kos. Ketika badan sudah lelah karena beraktifitas seharian dan cucian menumpuk, maka mau tidak mau tetap harus dikerjakan. Karena biasanya mereka lebih memilih untuk mencuci pakaian mereka sendiri daripada laundry. Daripada uangnya digunakan untuk laundry, biasanya mereka lebih memilih menyimpannya untuk keperluan lain. Dengan begini mereka telah belajar untuk hidup mandiri.

3. Pola makan tidak teratur


Pola makan anak kos sering kali tidak teratur. Terkadang mereka makan sehari dua kali bahkan tak jarang pula ada yang makan sehari sekali. Ada beberapa alasan mengapa pola makan mereka tidak teratur diantaranya karena malas makan, malas untuk memasak, tidak adanya ‘alarm’ yang mengingatkan waktu makan, bingung mau makan apa, bosan dengan makanan yang itu-itu saja dan karena menghemat uang untuk keperluan lain jadi mereka lebih memilih mengurangi jatah makan. Anak kos cenderung ogah-ogahan dan susah untuk beranjak dari kasur jika bukan karena kuliah atau ada kegiatan yang mendesak. Malas untuk kemana mana dan serasa ingin dimanjakan. Untuk makan pun biasanya malas untuk pergi ke tempat warung makan. Dan pada akhirnya mereka lebih memilih untuk tidak makan.

4. Harus pandai mengatur keuangan (hemat)


Anak kos dituntut harus bisa mengatur keuangan mereka, melihat kondisi keuangan yang mereka terima adalah berkala setiap bulan. Mereka harus pandai memilah mana barang yang dibutuhkan dan mana barang yang tidak dibutuhkan. Sebisa mungkin mereka harus bisa menabung untuk keperluan yang tidak terduga, apalagi kalau sudah akhir bulan. Biasanya mereka banyak menghabiskan banyak uang ketika awal bulan dan minim uang ketika akhir bulan. Jika keadaan ekonominya benar-benar sekarat, dompet tipis, tabungan kosong dan stok makanan habis, maka dalam keadaan yang seperti ini sisi agamis anak kos muncul, yaitu puasa. Hitung-hitung ibadah sambil menunggu kiriman dari orang tua. Kalau sudah mendapat uang kiriman dari orang tuanya maka puasanya stop. Untuk itu supaya tidak perlu sampe puasa atau kelaparan maka menghemat pengeluaran adalah solusi yang harus dilakukan.

5. Sering pulang lewat jam malam


Tak bisa dipungkiri sebagian besar anak kos pernah melanggar peraturan-peraturan yang telah disepakati sebelumnya. Dilarang pulang melebihi jam 22.00 tetapi masih saja dilanggar. Hal ini karena anak kos jauh dari pengawasan orang tua, maka tak jarang mereka pulang lewat dari jam malam. Biasanya mereka lupa waktu karena aktif dalam kegiatan organisasi, mengerjakan tugas atau hanya sekedar nongkrong dengan teman-temannya. Tidak adanya pengawasan inilah yang menjadikan anak kos harus pandai-pandai dalam menjaga dirinya dari pergaulan bebas yang menjerumuskan. Jadi sebagai anak kos yang baik, sudah seharusnya mereka bisa membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk untuk tidak dilakukan.

6. Selalu berburu barang-barang murah


Awal bulan adalah masa-masa yang indah bagi anak kos. Ini dikarenakan pada awal bulan para anak kos menerima uang jatah bulanan dari orang tuanya. Namun bagi seorang anak yang memiliki sifat boros tentu saja uang tersebut tidak mampu bertahan hingga akhir bulan, dan menyebabkan ia akan ‘puasa’ pada akhir bulan. Untuk menghemat pengeluaran, biasanya anak kos sering kali berburu barang-barang dengan harga murah. Jika ada barang diskon, maka sudah pasti itu menjadi incaran para anak kos. Anak kos biasanya berbelanja bulanan untuk keperluan mandi, keperluan makan dan keperluan sehari-hari lainnya. Dengan berbelanja murah maka jatah uang belanja mereka bisa disisihkan untuk ditabung.

7. Budaya mengantri


Semuanya serba antri. Mulai dari menyetrika baju, mencuci baju, menjemur baju, hingga antri ke kamar mandi. Akan tetapi, hal itu justru menambah suatu keindahan tersendiri dalam kehidupan anak kos, melaui budaya antri tersebut, seorang anak kos belajar menghargai orang lain, memanfaatkan waktu sebaik mungkin, menjadi pribadi yang cakap dan cekatan (karena harus adu kecepatan dalam segala hal) dan tentu saja belajar menghargai waktu. Terbatasnya fasilitas yang ada di kos, menjadikan anak kos harus saling berbagi dan saling mengantri untuk memakai fasilitas tersebut. Mereka harus mengantri untuk bisa bergiliran memakai fasilitas tersebut. Untuk mengatasi hal itu, ada diantara mereka yang membuat jadwal bergilir untuk memakai fasilitas tersebut. Dengan demikian mereka bisa mengantri dengan tertib tanpa harus berebut.

Silakan tambahkan komentar Anda